REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski hanya sebatas turnamen, Mahaka Sport and Entertainment tetap ingin menjaga kualitas Piala Presiden, dengan menegakkan disiplin. Salah satunya dengan menyiapkan sanksi tegas terhadap klub peserta jika ada pelanggaran disipilin.
Tak tanggung-tanggung besaran denda pun bisa mencapai Rp 200 juta per kasus. CEO Mahaka Sport and Entertainemnt, Hasani Abdul Ghani menjelaskan pemain atau official tim yang kedapatan mengasari wasit akan dikenakan denda sebesar Rp 100 juta.
Baik itu berupa pemukulan maupun menghina pengadil lapangan dengan meludah contohnya. Kemudian bagi mereka yang melakukan perkelahian akan dikenakan denda Rp 50 juta.
"Nikmati pertandingan, taati rule of the game, dan jalankan saja fairplay," kata Hasani sesaat setelah bertemu perwakilan 16 klub peserta, di Hotel Century, Kamis (27/8) malam WIB.
Tidak hanya denda materi, pemain atau official yang bersangkutan juga tidak diperbolehkan berpartisipasi di ajang Piala Presiden lagi. Meski demikian, Mahaka Sport and Entertainment masih menyediakan upaya banding bagi pemain-pemain yang merasa tidak puas atas sanksinya.
Maka dari itu Mahaka Sport and Entertainment menahan Rp 200 juta dari total Rp 600 juta hak peserta Piala Presiden. Penahanan itu dilakukannya sebagai jaminan laga babak penyisihan berjalan lancar.
Dengan atura tegas ini, Mahaka Sport and Entertainment tidak ingin sepak bola Indonesia dikenal sering mengasari wasit. Apalagi perhelatan Piala Presiden dilangsungkan di tengah-tengah polemik yang berkepanjangan.
Hasani berharap dengan adanya Piala Presiden yang berjalan lancar dan berkualitas akan menjadi kebangkitan sepak bola Indonesia.