Jumat 28 Aug 2015 11:24 WIB

Peletakan Batu Pertama Masjid Sriwijaya Tertunda

Rep: Maspril Aries/ Red: Indah Wulandari
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin di hadapan jamaah  memaparkan rencana pembangunan Masjid Raya Sriwijaya
Foto: Republika/Maspril Aries
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin di hadapan jamaah memaparkan rencana pembangunan Masjid Raya Sriwijaya

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG -- Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Sriwijaya pada akhir Agustus 2015 urung terlaksana.

“Rencananya dijadwalkan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 28 Agustus 2015, karena pada waktu yang sama Wakil Presiden ke Korsel, pelaksanaannya diundur,” kata Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin, Jumat (28/8).

Maka, peletakan batu pertama Masjid Raya Sriwijaya yang berlokasi di kawasan Jakabaring tersebut direskedul pada awal September 2015, sesuai dengan agenda Wakil Presiden.

Rencana pembangunan masjid tersebut suda memasuki tahapan proses tender yang kemudian dilanjutkan proses pembangunannya.

Alex yang juga  ketua pembangunan Masjid Raya Sriwijaya menjelaskan, rencana pembangunan masjid termegah di Indonesia tersebut ditargetkan selesai sebelum pelaksanaan Asian Games XVIII pada 2018 mendatang.

“Pembangunannya kita upayakan selesai sebelum pesta olahraga negara-negara Asia mendatang dan pada saat Asian Games, berlangsung Masjid Raya Sriwijaya sudah dapat digunakan. Masjid ini akan menjadi kebanggaan rakyat Sumatera Selatan,” ujar Alex.

Ia juga ingin Islamic Centre yang dilengkapi fasilitas yang menunjang sebagai tempat ibadah dan kajian-kajian Islam di masjid tersebut.

“Masjid Raya Sriwijaya ini didesain sangat menarik sehingga betul-betul  menjadi khas Sumatera Selatan. Yang jelas desain bangunan masjid tersebut banyak mengandung nuansa Islami dan juga budaya daerah,” kata.

Ia juga mengklaim, desain masjid tersebut berbeda yang pernah dibangun di Indonesia, karena sangat artisitik dan  futuristik.

“Mengenai namanya nanti akan kita pikirkan, sekarang diberi nama dulu Masjid Raya Sriwijaya.”

Untuk pembangunan masjid yang sekaligus menjadi pusat peradaban Islam di Indonesia tersebut membutuhkan dana mencapai Rp 1,2 triliun. Untuk pendanaan pembangunan masjid tersebut berasal dari APBD Provinsi Sumatera Selatan, dana bersama APBD Kota Palembang, bantuan dari masyarakat, dan  donasi dari negara-negara Timur Tengah.

Untuk mencari dana bantuan dari donatur di Timur Tengah, Alex Noerdin berencana mengunjungi beberapa negara yang siap jadi pendonor. “Saya akan road show

ke Qatar  mencari bantuan dana pada tahun ketiga pembangunan karena bisa menunjukkan rencana akhir dari pada saat  awal pembangunan. Pendonor pasti tak mau jika hanya melihat tanah kosong,” katanya.

Selain mengalokasikan dana dari APBD untuk pembangunan Masjid Raya Sriwijaya yang megah tersebut, Pemerintah Provinsi Sumsel telah mempersiapkan lahan seluas 15 hektare.

Untuk pembangunan Masjid Sriwijaya tersebut juga telah dibentuk Yayasan Wakaf Masjid Sriwijaya (YWMS) dengan Ketua Zamzami Achmad dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin menjadi ketua pembangunan Masjid Raya Sriwijaya serta Prof  Jimly Asshiddiqie sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Masjid Sriwijaya.

Untuk tahap awal, Yayasan Wakaf Masjid Sriwijaya telah menerima bantuan, diantarannya berasal dari PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) yang disampaikan yang memberikan bantuan sebesar Rp 450 juta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement