Jumat 28 Aug 2015 18:59 WIB

Dua Warga Tertembak TNI, Gereja: Ini Pelanggaran HAM Berat!

Warga Timika menggelar demo di depan DPRD Mimika, Timika, Papua, Senin (6/1).
Foto: Antara
Warga Timika menggelar demo di depan DPRD Mimika, Timika, Papua, Senin (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Pastor Paroki Gereja Katedral Tiga Raja Timika, Amandus Rahadat Pr mewakili Gereja Katolik Keuskupan Timika menegaskan bahwa pendekatan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan di Papua bukan saatnya lagi.

"Apapun kesalahan yang dilakukan oleh masyarakat, pendekatan dengan pola kekerasan bukan saatnya lagi. Kalau itu yang tetap digunakan maka masyarakat Papua akan melihat aparat TNI dan Polri sebagai musuh. Kalau sudah seperti itu maka sulit untuk diobati," kata Pastor Amandus kepada Antara di Timika, Jumat (28/8).

Pastor Amandus mengatakan hal itu menyikapi kasus penembakan oleh oknum anggota TNI AD terhadap sejumlah warga Suku Kamoro di kompleks Gereja Katolik Koperapoka, Jumat dini hari. Buntut dari peristiwa berdarah itu, dua warga meregang nyawa. Korban tewas atas nama Yulianus Okoare (18) dan Emanuel Mairimau (23).

Tidak itu saja, satu warga dilaporkan masih dalam kondisi kritis dirawat di RSUD Mimika dan tiga lainnya dirawat di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika. Jenazah Yulianus dan Emanuel kini disemayamkan di Gereja Katolik Koperapoka Timika setelah sebelumnya sempat disemayamkan di Jalan Leo Mamiri, Koperapoka, tepat di depan Kantor Sub Denpom XVII/C Timika.

Pastor Amandus menilai kasus penembakan terhadap warga Suku Kamoro di Koperapoka Timika pada Jumat dini hari itu masuk kategori pelanggaran HAM berat. "Ini jelas pelanggaran HAM berat. Orang sedang berpesta, tiba-tiba masuk aparat membawa senjata dan menembak masyarakat secara membabi buta," ujarnya.

Pastor Amandus mengaku sudah bertemu dengan Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Andi Kusworo. Kepada Pastor Amandus, Dandim Kusworo mengakui anak buahnya telah melakukan kesalahan. "Dandim mengakui anggotanya salah, mabuk. Dandim menyatakan akan mengambil tindakan tegas terhadap anak buahnya itu," kata Pastor Amandus.

Mengenai kronologis kasus tersebut, Pastor Amandus mengisahkan bahwa pada Kamis (27/8) malam warga Suku Kamoro mengadakan syukuran atas selesainya studi tingkat doktoral Leonardus Tumuka. Acara syukuran tersebut berlangsung di halaman Gereja Katolik Koperapoka.

"Saya juga sempat hadir. Sebelum pulang, saya ingatkan anak-anak OMK (Orang Muda Katolik) Koperapoka untuk tidak mabuk-mabukan," jelasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement