REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino tiba-tiba menjadi salah satu trending topic Twitter. Lino menjadi bahan pembicaraan di Twitter lantaran sikapnya ketika mengetahui kantornya digeledah Bareskrim Polri, Jumat (28/8).
Lino kaget saat pulang dari rapat mengetahui kantornya digeledah Bareskrim Polri. Meski menghormati tindakan kepolisian, tapi Lino menanyakan mengapa penggeledahan dilakukan padahal dia belum pernah dipanggil dan diperiksa.
Lino mengungkapkan kekesalannya kepada wartawan. Dia merasa tak nyaman dan menyatakan ingin berhenti dengan apa yang dialaminya. “I’m doing something good for this country. Tapi, saya diperlakukan seperti ini,” kata Lino.
Pun, Lino mengeluarkan kata-kata lewat telepon kepada Sofyan Djalil. "Kalau Presiden tidak clear (membereskan) hari ini. Saya berhenti," ancamnya. Ucapan Lino ini langsung viral di media sosial. Berbagai tanggapan membanjiri lini masa Twitter. Alhasil, tagar Dirut Pelindo II RJ Lino menjadi salah satu trending topic Twitter.
"Sebanyak apapun hal baik yg sdh dilakukan, mnrt sy tdk pd tempatnya Dirut Pelindo II RJ Lino 'mengancam' Presiden RI," kicau pemilik akun @martinmanurung. "Aneh juga sikap Dirut Pelindo II RJ Lino. Gara2 kantornya digeledah penyidik Polri, dia ngadu ke Syofyan Djalil. Sampai ngancam mau mundur!" begitu cuit dari @Jenderal_TL.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Victor Edy Simanjuntak mengatakan, akan memeriksa Direktur Utama Pelindo II RJ Lino, pekan depan. RJ Lino akan diperiksa terkait penggeledahan kantor Pelindo II di Tanjung Priok, Jakarta Utara, hari ini.
Victor menjelaskan, 26 bundel dalam bentuk dokumen berhasil didapat saat penggeledahan. Dokumen tersebut didapatkan dari ruangan RJ Lino. "Itu mengenai perencanaan. Kemudian ada seperti berkas pemeriksaan dari auditor, dimana disitu disebutkan satu persatu masing-masing pribadi," ujar Victor di Bareskrim Polri.
Dokumen yang disita tersebut nantinya akan diklarifikasi ke RJ Lino. Penyidik juga akan menanyakan terkait pengadaan 10 mobile crane 2013 tersebut yang hingga saat ini masih mangkrak di Pelabuhan Tanjung Priok