Sabtu 29 Aug 2015 02:00 WIB

Harga BBM tak Juga Turun, Ini Penjelasan Pertamina

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memberikan keterangan pers terkait pengelolaan blok Mahakam di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/6).  (Republika/Agung Supriyanto)
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memberikan keterangan pers terkait pengelolaan blok Mahakam di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/6). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (persero) tetap tidak menurunkan harga BBM jenis Premium dan Solar di area penugasan Jawa, Madura, dan Bali meski harga minyak dunia tengah turun. Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto menjelaskan, kebijaksanaan perusahaan ini berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.

Berdasarkan harga minyak rata-rata dua bulan terakhir, maka harga keekonomian premium saja diangka Rp 8 ribu ke atas. Besaran ini, lanjut Dwi, masih lebih tinggi dari harga jual saat ini, Rp 7.400.

"Jadi kita pelajari. Kita tidak bisa hanya menghitung dari harga saat ini. Inventori itu nilai nya satu bulan dua bulan. Kita sudah lakukan exercise dengan harga rata rata yang sebulan saja, harganya masih di atas 8 ribu. Sehingga kita lihat lagi sebulan dua bulan yang akan datang," jelas Dwi, Jumat (28/8) .

Dalam beberapa bulan ke depan, lanjut Dwi, apabila hasil perhitungan menunjukkan harga keekonomian di bawah harga jual, maka harga BBM bisa turun. Dwi menegaskan, keputusan untuk mempertahankan harga saat ini juga beralasan karena Pertamina masih menanggung kerugian Rp 12 hingga 14 triliun untuk penjualan premium saja.

"Kalau memang hasilnya hitungannya di bawah itu, tentu saja pertamina akan menerima. Apapun, kalau pemerintah memiliki pertimbangan yang lain kita siap. Karena toh selama ini untuk premium saja pertamina memikul 12 sampai 14 triliun," katanya.

Dwi menambahkan, perseroan masih menerima kerugian ini sepanjang Pertamina masih bisa melakukan kegiatan investasi. Sehingga, lanjutnya, kegiatan operasional perusahaan masih bisa berjalan dengan baik. Kerugian Rp 12 triliun ini, saat ini sedang diupayakan kembali modal dengan memanfaatkan harga minyak dunia yang sedang turun.

"Kalau satu komoditas rugi ndak masalah. Selama Pertamina masih bisa jalankan investasi. Kalau tidak ya kita tidak bisa berkembang," lanjutnya.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga telah merilis harga jual BBM jenis premium dan solar untuk wilayah luar Jawa, Madura, dan Bali dengan harga yang tetap. Sedangkan wilayah Jawa, Madura, dan Bali diserahkan kepada Pertamina selalu produsen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement