Sabtu 29 Aug 2015 14:34 WIB

Studi Islam di IIQ Kian Diminati

Rep: c 35/ Red: Indah Wulandari
Rektor IIQ Prof Huzaemah T Yanggo
Foto: iiq
Rektor IIQ Prof Huzaemah T Yanggo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Institut Ilmu Al Quran (IIQ) yang merupakan satu-satunya kampus pendidikan tingkat sarjana S1 khusus perempuan ternyata kian diminati.

"Meningkatnya jumlah mahasiswa baru IIQ dari tahun ke tahun ini adalah tanda bahwa kesadaran para orang tua untuk mengirimkan anak-anaknya untuk belajar agama di kampus IIQ. Hal ini merupakan bentuk pengakuan dan kepercayaan pada lembaga IIQ,” ungkap Rektor IIQ Huzaemah Tahido Yanggo dalam wisuda akbar ke-38 di Pusdiklat Kemendikbud, Sabtu (29/8.

Dia mengatakan, mahasiswa baru pada tahun ajaran 2014/2015 yang mendaftar berjumlah 305 orang dengan 275 mahasiswa yang diterima. Sementara pada tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 400 pendaftar dengan 346 mahasiswa yang diterima.

IIQ memiliki tiga fakultas, yaitu Fakultas Syariah dengan Prodi Muamalah (terakreditasi B) dan Prodi Zakat Wakaf; Fakultas Ushuluddin dengan Prodi Tafsir Hadist (terakreditasi B) dan Prodi baru Komunikasi Penyiaran Islam; Fakutas Tarbiyah dengan Prodi Pendidikan Agama Islam (akreditasi A). Selain itu, juga terdapat program Pascasarjana yang telah meraih akreditasi A dari BAN-PT.

Selain kurikulum nasional, IIQ memiliki kurikulum lokal di pendalaman bidang tahfiz, tilawah, khat, tafsir, ilmu qira'at,dan karya ilmiah Al Quran.

Seluruh mahasiswa IIQ pun, ujar Huzaemah, wajib tahfiz Alquran. Bahkan lulus tahfizh merupakan syarat mutlak bagi mahasiswa untuk bisa ikut ujian akhir semester dan ujian akhir perkuliahan. Pembinaan tahfizh dilaksanakan secara reguler dan intensif, dengan didampingi para instruktur tahfizh yang mahir dan profesional.

Untuk bidang tilawah, pembinaannya dibedakan mejadi pembinaan untuk pemula, menengah dan mahir. Sedangkan untuk bidang khat, pembinaannya dibedakan menjadi pembinaan untuk pemula dan juga mahir.

Dalam bidang tafsir kegiatannya meliputi pembinaan rutin tafsir bahasa Arab dan pembinaan karya ilmiah Alquran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement