REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Kampung Pulo mengaku merasa dibohongi oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Sebab sebelumnya Jokowi pernah berjanji akan memberikan ganti rugi bukan hanya tanah namun seluruh apa yang ada di Kampung Pulo, sebelum penggusuran.
Relawan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cerdas Bangsa, Muhammad Rifky yang berlokasi di RT 14 RW 02 mengatakan, janji Gubernur Joko Widodo ketika itu terngiang di ingatan seluruh warga.
"Kita dari awal pencanangan normalisasi warga, kami tetap menuntut ganti rugi. Jokowi dulu bilang jangan kan rumah, kandang burung dan pohon pun diganti. Bahkan orang yang punya pohon itu difoto. Nantinya uang ganti rugi akan masuk ke nomor rekening warga itu. Jokowi gitu, janji-janji manis," ujarnya kepada ROL di Rusunawa Jatinegara, Jakarta, Jumat (28/8) malam.
Ia melanjutkan, saat ini seluruh warga Kampung Pulo merasa terpaksa menghuni Rusunawa Jatinegara Barat. Padahal seluruh warga mendukung program pemerintah proyek relokasi dan normalisasi di Kampung Pulo. Rifky dan warga lainnya mengatakan, setelah diganti rugi oleh pemerintah, warga lebih memilih mencari tempat tinggal di luar dan tidak ingin menempati rusun.
"Kita pun oh ya udah silahkan. Asalkan satu ganti rugi. Udah itu aja. Enggak minta apa-apa. Kalau diganti rugi enggak usah diusir juga kita pergi sendiri. Ga usah ngalawan juga kita udah pergi sendiri," kata Rifky.
"Saya jujur, sangat berat adik saya masih sekolah, barang-barang mau ditaruh dimana setelah penggusuran. Akhirnya warga terpaksa mengambil rumah susun. Sekarang banyak kan yang belum diambil," kata dia.
Dia berharap Pemprov DKI memiliki komitmen seperti yang sudah dijanjikan Presiden Jokowi. Saat ini, kata dia, setelah relokasi warga tidak mendapatkan dana bantuan sama sekali.
"Untuk uang kerohiman aja kita gak dapet. Udah digusur diusir gini aja dipindahin ke rusun yang sewa. Harusnya ada lah rasa iba sama kita," ujarnya.