REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sekelompok pengunjuk rasa berkemah di pusat Kuala Lumpur, Malaysia. Puluhan demonstran tersebut menuntut pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak atas pembayaran ratusan dolar AS ke rekening bank atas namanya.
Sejak Sabtu, (29/8), lebih dari 50 ribu pengunjuk rasa mengenakan kaos kuning berkumpul di lima wilayah di ibu kota Malaysia. Demonstran yang tergabung dalam aktivis kelompok sipil Bersih ini berdemonstrasi selama dua hari terakhir.
Kelompok ini menyerukan Najib mundur dan adanya reformasi kelembagaan yang mereka sebut membuat pemerintah lebih transparan dan akuntabel. Wartawan Al Jazeera melaporkan dari Kuala Lumpur bahwa demonstran siap untuk protes selama 34 jam dan akan berakhir pada Ahad (30/8) malam.
Pasukan keamanan terlihat sangat ketat menjaga lokasi unjuk rasa. Puluhan polisi anti huru hara menutup jalan menuju ke alun-alun karena ini adalah batas wilayah untuk pengunjuk rasa. Pada Kamis (27/8) Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) mengatakan di halaman Facebooknya akan memblokir situs yang mempromosikan, menyebarkan informasi, dan mendorong orang untuk berpartisipasi dalam protes yang diselenggarakan oleh kelompok Bersih.
Kasus ini menyebabkan kelas menengah yang berpengaruh di Malaysia menjadi frustrasi dan ekonomi negara menurun. Direktur jajak pendapat independen Merdeka Center, Ibrahim Suffian mengatakan ketidakpuasan terhadap Najib terkonsentrasi di daerah perkotaan.
Peneliti 1Malaysia Pengembangan Berhad (1MDB) menilai ada dugaan mismanajemen dana negara sarat utang dan menelusuri pembayaran lebih dari 600 dolar AS ke rekening atas Najib.
Lembaga antikorupsi Malaysia telah memverifikasi dana sumbangan dari Timur Tengah masuk sebelum pemilihan 2013. Mereka akan meminta Najib menjelaskan mengapa sumbangan itu disetorkan ke rekening pribadinya.