REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Prof. Muhammad Ali selaku Associate Professor University of California, Riverside, Amerika, bahwa kota dapat dikatakan Islami terlihat dari nilai-nilai yang dikandungnya. Nilai-nilai Islam memiliki nilai yang bisa diterapkan secara universal.
"Artinya kota Islami ini memiliki kesamaan dengan nilai-nilai universal, bisa dipakai untuk kota yang secara agama bukan Muslim, seperti Papua," ujar Muhammad Ali
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf mengutarakan pandangannya, bahwa Kota Islami tetap saja harus memiliki unsur Islam secara formal maupun nilai-nilai. Kedua hal tersebut tidka bisa dilepaskan dan saling berkaitan.
"Hadi kota yang mau dibuat indeks harus mencerminkan secara material, jasadi, ubudiyah kota itu mencerminkan keislaman, secara rohaniah dan spiritual juga mencerminkan keislaman," ujar Slamet Effendy Yusuf kepada ROL, Sabtu (29/8).
Ia menjelaskan bahwa saat ini kota-kota di Indonesia memang secara fisikal sudah masuk kota Islami, namun belum sempurna.Penyebabnya karena nilai-nilai Islami yang diajarkan belum dilaksanakan dengan baik.
"Masih banyak yang kotor, tidak tertib, tidak aman, pejabatnya korupsi, orang-orang tidak mengamalkan agamanya, jadi belum menjadi kota islami," katanya.