REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perhelatan sepakbola Turnamen Piala Presiden 2015 diharapkan bisa menghidupkan ekonomi masyarakat, khususnya yang ada di sekitar stadion. Namun sayangnya pada acara pembukaan di Bali, Ahad (30/8), belum banyak pedagang yang memanfaatkan event itu.
Salah seorang penjual air mineral dan makanan ringan asal Karangasem, Bali, Ni Made Sukerti menyebutkan, banyak teman-temannya yang belum tahun ada pertandingan sepakbola. Karena itu sebutnya, baru dia dan beberapa orang saja yang berjualan dan dagangan yang dijajakan juga belum lengkap.
"Banyak yang tidak tahu ada acara ini. Mungkin pada pertandingan hari lainnya akan lebih ramai," katanya.
Biasanya kata Sukerti, ada belasan pedagang yang berjualan bila ada pertandingan. Diantara pedagang itu sebutnya, ada yang sebelumnya memang sudah berjualan bersama sejak di Stadion Ngurah Rai Denpasar.
Sementara itu sebelumya, Ketua Steering Commitee Piala Presiden, Maruarar Sirait mengatakan, hajatan Turnamen Piala Presiden bisa menghidupkan ekonomi rakyat. Paling tidak kata Maruarar yang biasa disapa Ara, para penonton memerlukan minum dan makanan ringan.
"Belum lagi ada yang perlu ojek atau taksi, serta parkirkendaraan. Ini jadi peluang bisnis, yang bisa membangun ekonomo masyarakat," kata Ara.
Sementara itu salah seorang penonton yang ikut hadir dalam pembukaan Turnamen Piala Presiden asal Kota Denpasar, Wahono mengeluhkan sepinya pedagang K-5 yang berjualan. Lagi pula sebutnya, barang yang dijual kurang bervariasi. "Kami kan perlu makanan ringan, juga permen. Tapi ini sulit dicari," katanya.