REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah mengatakan, unjuk rasa di Malaysia agak unik karena kelompok pendemo menggunakan angka 4 dibelakang nama Bersih. Padahal massa aksi yang didominasi oleh etnis Cina mempercayai angka 4 adalah ketidakberuntungan.
"Demo tidak berhasil dikarenakan kepecayaan Cina, memakai angka 4 disebut shi, artinya mati," jelas dia pada ROL, Senin (31/8).
Menurut dia, massa aksi tanpa sadar menggunakan angka itu sebagai bahasa kasar untuk menghina Perdana Menteri Najib Razak. Reza menduga etnis melayu mengartikan angka ini sebagai upaya agar Najib tewas dan jatuh dari kekuasaannya.
Mereka membaca angka 4 sebagai kursi yang terbalik sehingga etnis Cina ingin menjungkir balikkan kekuasaan Najib. Padahal, angka 4 yang mereka percayai adalah shi yang dalam bahasa Cina berarti mati.
Meski sebagian besar warga yang unjuk rasa adalah Cina dan India, namun 30 persen pendemo adalah etnis melayu yang ingin agar ada perubahan tata kelola di pemerintahan.