Senin 31 Aug 2015 14:20 WIB

Ahok: Biaya Makanan, Transportasi, dan Perumahan di Jakarta Mahal

Rep: C26/ Red: Bayu Hermawan
Ahok
Foto: Prayogi/Republika
Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai biaya hidup masyarakat untuk sektor transportasi, makanan dan perumahan di Jakarta masih cukup mahal.

Untuk mengatasi masalah biaya pangan, pria yang akrab disapa Ahok ini menyebut ingin menguasai perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang tersebut untuk membantu mengatasi biaya yang mahal.

Ia berniat menguasai food station, cipinang, darmajaya dan pasar jaya. Ia menyebut dengan bergabung dalam satu grup dengan perusahaan tersebut maka bisa mengatasi melonjaknya harga pangan

Sementara dari segi transportasi, mantan Bupati Belitung Timur sudah merencanakan menambah armada bus Transjakarta. Cara ini dinilainya yang efektif membantu mengurangi biaya transportasi dibanding menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu dapat mengurangi tingkat kemacetan di Ibu Kota. Apalagi, pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa menaiki bus secara gratis.

"Kalau bus kita lagi pikir kalau busnya tambah. Ini kalau gaji kamu UMP dari perusahaan pas dibuktikan transfer ke Bank DKI gaji kamu, kita kasih anda bebas naik bus," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (31/8).

Mahalnya harga tanah dan bangunan di Jakarta disebutnya dapat disiasati dengan pembangunan rumah susun yang dicanangkannya.  Ia ingin banyak rusun yang bisa dibangun terutama untuk masyarakat kurang mampu. Pihak ya sudah merencakan banyak wilayah untuk dibangun rusun.

"Semua bidang Jakarta kita ambil. Bahkan Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja mau kita ambil di Jakarta Timur. Ada dua hektar lebih untuk bikin rusun terus bawahnya kantor. Jadi kita ga bilang jkt dimana, semua tempat wilayah ada rusun terpadu," jelasnya.

Ia juga menyebut sebanyak 17 persen penduduk DKI Jakarta hidup di bawah garis kelayakan. Hal ini dihitungnya berdasarkan pendapatan di bawah kebutuhan hidup cukup.  "Waktu itu kita taruh (di bawah) Rp 2,4 juta, itu ada 17 persen rata-rata," ucapnya.

Oleh karenanya, tambah dia masyarakat membutuhkan kebijakan-kebijakan yang dapat meringankan kebutuhan hidup yang semakin mahal saat ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement