REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani di Kabupaten Indramayu menyambut gembira penggenangan Waduk Jatigede. Pasalnya, keberadaan waduk tersebut dapat menyelamatkan tanaman padi mereka dari ancaman kekeringan di musim kemarau.
''Waduk Jatigede merupakan satu-satunya harapan pengairan di musim kemarau bagi petani di Indramayu timur,'' ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang kepada Republika, Senin (31/8).
Sutatang menjelaskan, selama ini, sumber pengairan untuk areal pertanian di Kabupaten Indramayu bersumber dari Waduk Jatiluhur untuk wilayah barat dan bendung Rentang untuk wilayah timur. Namun, pasokan air dari bendung Rentang sangat terbatas saat memasuki musim kemarau.
Kondisi itu, lanjut Sutatang, mengakibatkan areal pertanian di wilayah Indramayu timur kerap mengalami kekeringan di musim kemarau. Dia menyebutkan, ada sekitar 66 ribu hektare areal pertanian di Indramayu timur.
''Dengan adanya Waduk Jatigede, lahan (66 ribu hektare) bisa selamat dari kekeringan di musim tanam gadu (kemarau),'' kata Sutatang.
Sutatang menyebutkan, pada musim gadu tahun ini, tanaman padi yang mengalami puso (gagal panen) mencapai 20 ribu hektare. Setelah Waduk Jatigede beroperasi, diharapkan kondisi itu tak terjadi di tahun depan.
Sementara itu, ketika disinggung mengenai waktu penggenangan Waduk Jatigede yang dilaksanakan 31 Agustus 2015, Sutatang menyatakan tak mempermasalahkannya. Pasalnya, saat ini hampir seluruh areal tanaman padi di Kabupaten Indramayu sudah memasuki masa panen gadu.
''Kalau penggenangan dilaksanakan pada Juli atau awal Agustus, itu baru masalah. Soalnya banyak tanaman padi yang belum panen,'' tegas Sutatang.
Salah seorang petani di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Wasdi juga menyambut gembira penggenangan Waduk Jatigede. Pasalnya, hampir setiap musim kemarau, dia tidak bisa mengolah sawahnya akibat kekeringan.