REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setelah menerbitkan ulang dua karya Buya Hamka, PT Pustaka Abdi Bangsa (PAB) atau Republika Penerbit kembali meluncurkan karya ulama besar itu. Buku berjudul Lembaga Hidup menyusul buku Tasawuf Modern dan Falsafah Hidup yang terlebih dahulu diterbitkan ulang.
“Buku ketiga dari empat seri Mutiara Falsafah Buya Hamka ini menjelaskan tentang hak-hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban seorang muslim, warga negara, anak, orang tua, istri, suami, dan lainnya,” kata Syahruddin El-Fikri, general manager Redaksi dan Promosi Republika Penerbit, di Jakarta, Senin (31/9).
Syahruddin menambahkan, sesungguhnya ada empat seri dari Mutiara Falsafah karya Buya Hamka, yakni Tasawuf Modern, Falsafah Hidup, Lembaga Hidup, dan Lembaga Budi.
“Insya Allah, dalam waktu dekat dan di Indonesia International Book Fair (IIBF) nanti, karya-karya Buya Hamka itu akan kita hadirkan di stan Republika,” ujarnya.
Pada ajang IIBF yang akan berlangsung dari Rabu (2/9) hingga Ahad (6/9), jelas Syahruddin, pihaknya akan menggelar bedah pemikiran Buya Hamka melalui karya-karyanya itu. Pembicaranya yakni Afif Hamka dan Taufiq Ismail.
Afif Hamka, kata Syahruddin, adalah putra kesembilan dari Buya Hamka. Menurutnya, Afif Hamka akan menceritakan sedikit kisah tentang Buya Hamka dan ajarannya kepada anak-anaknya.
Sedangkan Taufiq Ismail, ujar Syahruddin, akan menjelaskan seputar pemikiran Buya Hamka dan sepak terjangnya sebagai seorang ulama, budayawan, pejuang.
Taufiq Ismail adalah seorang budayawan dan putra dari KH Ismail Ghaffar. Ayah Taufiq Ismail merupakan sahabat dekat dari Buya Hamka.
Ia menambahkan, bedah buku yang akan mengulas pemikiran Buya Hamka itu nantinya akan diselenggarakan pada Jumat (4/9) di panggung utama IIBF di Jakarta Convention Centre (JCC).
Syahruddin menjelaskan, pemilihan karya-karya Buya Hamka untuk dibedah dan diulas secara lebih luas di acara IIBF tersebut, untuk lebih menyebarluaskan lagi pemikiran Buya Hamka ke tingkat dunia. Sebab, pada IIBF itu akan hadir para peserta pameran yang berasal dari sejumlah negara, seperti Korea, Malaysia, Jerman, Singapura, dan masih banyak lagi.
“Kami berharap, peserta dari berbagai negara itu akan lebih mengenal lagi sosok Buya Hamka, yang begitu dalam ilmunya, luas pemikirannya, dan kharismatik,” ungkapnya.
Selain itu, Syahruddin berharap, melalui karya-karya Buya Hamka tersebut, generasi masa muda saat ini dan para dai, bisa lebih maju lagi dalam berkarya.
“Buya Hamka, selain sebagai ulama, dai, pejuang, tapi beliau juga seorang budayawan, dan penulis. Kita berharap, para ulama dan dai saat ini, juga bisa menuliskan pemikirannya agar bisa menjadi rujukan umat,” paparnya.
Di samping karya Buya Hamka, di stan Republika Penerbit juga akan dihadirkan karya dari putra Buya Hamka, yakni Irfan Hamka, yang berjudul Ayah. Buku ini mengisahkan tentang sosok Buya dari pandangan anaknya.