REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain mengatakan, LIPI akan membangun stasiun penelitian lapangan terkait kelautan di kawasan barat Indonesia, tepatnya di Kota Sabang, Aceh. Tahun 2016-2017 akan dimulai pembangunan fisik dan diharapkan tahun 2018 bisa beroperasi.
"Dengan stasiun penelitian itu akan diteliti potensi budidaya produk laut apa yang cocok dikembangkan di Aceh. Kami sudah punya teknologi budidaya abalone dan teripang," katanya, Senin, (31/8).
Pentingnya menempatkan pusat penelitian di sana, terang Iskandar, selain sebagai fungsi saintifik, juga penelitian berbagai macam potensi laut. Juga untuk menunjukkan ke negara tetangga kalau Sabang merupakan bagian dari NKRI.
"Kami peduli dengan Sabang. Makanya dengan pendirian stasiun penelitian di sana maka akan memberikan spirit kepada masyarakat terpencil kalau mereka tidak pernah ditinggalkan dan mereka bagian dari NKRI," ujar Iskandar.
Tujuan pembangunan stasiun penelitian ini yang pertama untuk kepentingan saintifik. Meskipun di sana ada dampak politis sebagai salah satu upaya untuk menjaga daerah terpencil di Indonesia supaya tetap terikat dengan NKRI.
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Abu Bakar mengatakan, sebenarnya Sabang sangat dekat dengan Phuket, Thailand. Hanya butuh 45 menit dari Phuket ke Sabang dengan pesawat perintis.
"Kehadiran stasiun penelitian LIPI di Sabang akan menegaskan kalau Sabang ini milik NKRI. Ini harus dipertahankan, apalagi respons masyarakat lokal cukup baik atas kehadiran stasiun ini," ujarnya.