REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Komunikasi dari Universitas Budi Luhur, Umaimah Wahid, menyesalkan pernyataan yang dikeluarkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi terkait jabatan tangan dengan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti. Menurut dia, seharusnya komentar semacam itu tak seharusnya terlontar dari seorang pejabat publik.
Umaimah memberikan penilaian tersebut terkait dengan pengakuan dari Menpora. Selepas berjabat tangan pada pembukaan Piala Presiden, Ahad (31/8), Imam mengaku dirinya sudah kenal lama dengan La Nyalla. Namun untuk menjabat tangan kawan lama tersebut ia mengatakan,''Saya tadi disuruh salaman, ya salaman saja."
Umaimah mengatakan tak sepantasnya pernyataan semacam itu disampaikan oleh seorang pemimpin. Ia juga menilai seharusnya pernyataam semacam itu tidak perlu diberitahukan kepada orang lain maupun publik.
"Saya sendiri tidak setuju. Pernyataan Menpora itu agak bermasalah. Seorang pemimpin seharusnya tidak berkata seperti itu. Hal itu bukanlah gaya komunikasi yang baik sebagai seorang pemimpin," ujar Umaimah, Senin (31/8).
Umaimah menjelaskan jabat tangan itu sesungguhnya simbol dari komunikasi nonverbal. Jabat tangan adalah bagian dari penghormatan antara satu dan pihak yang lain. Namun untuk melihat ketulusan dari seseorang dalam berjabat tangan sendiri dapat dilihat dari bahasa tubuh yang dikeluarkan.
"Dalam berjabat tangan dapat dilihat lagi apakah body language yang lain, apakah dia happy atau tidak," jelas wanita berdarah Aceh ini.