REPUBLIKA.CO.ID,CALAIS -- Prancis berencana membangun kamp musim dingin untuk 1.500 migran di kota pelabuhan Calais. Di wilayah tersebut banyak migran yang tinggal di tenda dan berharap untuk menyeberangi laut ke Inggris.
Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans mengunjungi Calais dengan Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls. Timmermans mengatakan, komisi akan memberikan kontribusi sebesar lima juta euro atau 5,6 juta dolar AS ke pusat penampungan baru yang akan menempatkan mereka di tenda-tenda besar.
Eropa berada di bawah tekanan untuk mengurus ribuan migran yang melarikan diri dari perang di negara asalnya. Seperti Suriah, Afghanistan dan Irak. Walikota Calais Natacha Bouchart mengatakatan, fasilitas baru akan diterima meski tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.
"Ini langkah tapi langkah yang cukup lemah, itu 25 juta euro yang akan diperlukan," ujarnya pada Reuters, Selasa (1/9).
Menteri Dalam Negeri melakukan pertemuan pada September, sedangkan para pemimpin Uni Eropa pada pada 11 November untuk mencoba menyepakati respon terhadap krisis migran.
Seperti diketahui, puluhan ribu migran mencoba untuk menyeberangi Mediterania ke Eropa dan banyak diantaranya yang tenggelam.
Sebuah kamp besar di Calais yang terkenal dengan Sangatte ditutup lebih dari satu dekade lalu oleh mantan presiden konservatif Nicolas Sarkozy. Tapi, kota tersebut tetap menjadi salah satu tempat tujuan dari banyak migran di seluruh dunia.