Selasa 01 Sep 2015 20:01 WIB

LPS Sebut Risiko Perbankan Indonesia Menurun

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Pekerja melintas saat melakukan aktifitas di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Kamis (6/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja melintas saat melakukan aktifitas di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Kamis (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan, risiko perbankan Indonesia mengalami penurunan. Hal itu berdasarkan penilaian sementara dari data terkait perbankan menggunakan posisi bulan Mei 2015 sedangkan data pasar keuangan menggunakan posisi bulan Juli 2015.

Ekonom LPS Agus Afiantara mengatakan, risiko industri perbankan Indonesia mengalami penurunan, yang tercermin dari penurunan Indeks Stabilitas Perbankan (Banking Stability Index/BSI) LPS sebesar 6 bps dari 100,31 pada bulan Juni 2015 menjadi 100,25 pada bulan Juli 2015. Dua komponen pembentuk BSI yaitu IP (Interbank Pressure) dan MP (Market Pressure) masing-masing naik sebesar 29 bps dan 70 bps.

"Sesuai kategori skala observasi Crisis Management Protocol (CMP), angka BSI saat ini masih berada pada kondisi Normal," jelas Agus dalam Laporan Perekonomian dan Perbankan Agustus 2015 yang dikutip Republika, Selasa (1/9). .

Agus menjelaskan, likuiditas perbankan periode Mei 2015 relatif sama dengan bulan-bulan sebelumnya yang tetap berada pada level 88 persen. Dari sisi NPL pada bulan Mei 2015 terlihat peningkatan dari 2,48 persen pada April 2015 menjadi 2,58 persen. "Meskipun masih relatif terkendali, namun peningkatan ini harus diwaspadai, mengingat angka ini terus menunjukkan peningkatan sejak Desember 2014," imbuhnya.

Disisi interbank, penyaluran dana antar bank yang menurun dan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight mengalami peningkatan pada bulan Juli 2015 sebesar 5,67 persen dibandingkan dengan bulan Juni 2015 sebesar 5,64 persen. Peningkatan tersebut memberikan tekanan kepada sub indeks IP.

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS kembali mengalami depresiasi 1,12 persen dari Rp 13.332 menjadi Rp 13.481. Hal itu sejalan dengan pergerakan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali mengalami penurunan sebesar 108,13 poin dari 4.910,66 menjadi 4.802,53.

Peningkatan suku bunga JIBOR tiga bulan mengalami peningkatan pada bulan Juli 2015 dibandingkan dengan bulan sebelumnya, naik dari 6,98 persen pada bulan Juni 2015 menjadi 7,51 persen pada bulan Juli 2015. "Seluruh indikator pembentuk sub indeks MP menunjukkan peningkatan tekanan," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement