REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga 1 September 2015, Arab Saudi melaporkan terjadinya 1.184 kasus MERS CoV. Sebanyak 509 kasus atau 43 persen di antaranya meninggal dunia.
"Penyakit MERS CoV di sekitar Riyadh Arab Saudi masih belum terkontrol baik," ucap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE dalam siaran pers yang diterima ROL, Selasa (1/9).
Dalam tiga hari terakhir Agustus dilaporkan terjadi 11 kasus baru MERS CoV di Arab Saudi, terdiri dari sembilan orang di Kota Riyadh dan dua dari daerah Ha'il.
"Dari sembilan kasus di Riyadh maka delapan di antaranya terjadi akibat penularan dari kasus di rumah sakit, jadi seperti juga di Korea Selatan maka penularan yang bermula di RS ternyata tidak cepat dapat dihentikan," jelas Yoga.
Pemerintah Arab Saudi juga baru saja melaporkan tujuh kematian baru akibat MERS CoV, enam diantaranya di kota Riyadh.
Selain di Arab Saudi, Yordania juga melaporkan adanya enam kasus MERS CoV, padahal selama delapan bulan terakhir kasus tersebut tidak pernah terjadi lagi. "Artinya tadinya sudah tertanggulangi dan sekarang muncul kembali," kata dia.
Tjandra berharap kasus ini tidak terus meluas. Kalau pun toh belum menurun, semoga kasus tesebut dapat terlokalisir dan tidak menyebar ke daerah yang dipenuhi jamaah haji.