REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Persatuan Islam (Persis) Irfan Safruddin mendorong agar tercapai penyatuan kalender Hijriah di Indonesia. Saat ini, menurutnya, perlu ada kesepakatan metode antar ormas Islam agar hal itu bisa terwujud.
"Persis tetap mendorong upaya penyatuan kalender hijriyah di Indonesia," ujar Irfan ketika dihubungi ROL, Rabu (2/9).
Pihaknya sudah menyampaikan bahwa kemungkinan perbedaan perayaan hari besar umat Islam akan terus muncul jika belum ada kesepakatan metode penentuan awal bulan dalam penanggalan Hijriah.
"Kalau Ramadhan dan Idul Fitri kemarin bisa sama bukan karena metodenya tapi karena faktor alam," ujar Irfan.
Menurut Irfan, dalam sidang itsbat penentuan awal Ramadhan dan Syawal 1436 Hijriyah bulan tidak berada pada posisi kritis. Hal itu berbeda dengan Idul Adha tahun ini. Ia mengaku, ada kemungkinan ketinggian bulan berada di bawah satu derajat maka sangat memungkinkan terjadi perbedaan Idul Adha.
Irfan menyampaikan, secara ilmiah berdasarkan kajian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan lembaga ilmu pengetahuan lain, kriteria hilal harus di atas empat derajat. Menurutnya, Majelis Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) juga menyepakati kriteria hilal berada di atas tiga derajat. Hal itu pun, kata Irfan, yang diikuti oleh Persis.
Ia menjelaskan, Persis dan Muhammadiyah sama-sama menggunakan hisab namun terdapat perbedaan kriteria hilal. "Kalau Muhammadiyah di atas 0,1 derajat sudah dianggap wujud sedangkan Persis kalau dulu di atas dua derajat kini di atas empat derajat," ujarnya.