REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pekerja asing yang datang ke Indonesia tidak bermaksud untuk menyaingi pekerja lokal. Sejumlah perusahaan yang berinvestasi di Indonesia, kata JK, tentunya juga akan menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.
"Dengan adanya karyawan luar justru membuat banyak pekerjaan bagi Indonesia juga. Jangan kira pekerja asing itu datang ke Indonesia untuk menyaingi pekerja Indonesia," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (2/9).
Investor yang masuk ke Indonesia, ujar JK, membawa tenaga kerja asing yang berkualifikasi dan berkemampuan khusus antara lain teknisi dan pengawas proyek pembangunan. "Kalau ada investasi tentu butuh 'engineer' atau butuh apa. Supervisor, pasti butuh," jelas Wapres.
Menurut JK, jika Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara mulai mengimplementasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka lapangan kerja semakin terbuka. Sebelumnya pada Selasa (1/9), sejumlah buruh dari wilayah Jakarta dan sekitarnya mendesak pemerintah mengurangi jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia melalui aksi demonstrasi buruh.
Para buruh juga menolak dihapuskannya kewajiban berbahasa Indonesia bagi pekerja asing. Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengatakan jumlah tenaga kerja asing di Indonesia terus mengalami penurunan. Total tenaga kerja asing hingga pada Agustus 2015 adalah sekitar 54.000 jiwa atau menurun bila dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2012 yang mencapai 76.000 orang.