REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) telah menyerahkan dokumen Intended Nationally Determined Contribution (INDC) Indonesia kepada Presiden Jokowi pada Senin (31/8).
Dokumen tentang kontribusi yang diniatkan dan ditetapkan secara nasional menargetkan pembangunan masa depan rendah karbon ini disusun bersama Dewan Pengarah Penanganan Perubahan Iklim dengan juga melibatkan seluruh kementerian terkait.
Penyerahan dokumen ini sebagai langkah awal Kementerian LHK sebelum melaju dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) atau konferensi internasional mengenai perubahan iklim di bawah naungan PBB yang lebih dikenal Conference of Parties (COP) 21 di Paris, Perancis pada 30 November hingga 11 Desember 2015 mendatang.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, INDC Indonesia memiliki kekhasan dibandingkan negara-negara lain lantaran menjadikan masyarakat adat sebagai faktor penting dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
"Indonesia memandang upaya-upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim berbasis lahan dan lautan sebagai satu strategi terpadu menuju ketahanan nasional di bidang pangan, energi, dan sumber daya air sesuai prinsip wawasan nusantara," ujarnya saat dialog perubahan iklim jelang Paris Conference of Parties (COP) 21 di Taman Hutan Arboretum Manggala Wanabhakti, Jakarta, Rabu (2/9).
Indonesia, lanjutnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam penanganan isu perubahan iklum global karena posisi geografis dan hamparan hutan tropisnya yang luas.
"Indonesia akan menyerahkan dokumen INDC ke sekretariat UNFCCC pada pekan kedua atau ketiga September," katanya menambahkan.
Penyerahan INDC tersebut, ia katakan, sebagai langkah Indonesia dalam upaya global mengatasi perubahan iklim dalam pertemuan COP 21 di Paris.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, mengatakan Presiden Jokowi menginginkan Indonesia sebagai negara kepulauan itu memiliki karakter dan kekhasan.
"Karena itu, pesan apa yang disampaikan di dalam forum itu supaya kita tidak hanya sekedar mengikuti apa yang menjadi kemauan dunia," ujarnya.
.