REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Kepolisian Denmark menyatakan ada 60 makam yang dirusak di pemakaman Muslim the Vestre Kirkegaard, Kopenhagen. Hingga kini, kepolisian masih melakukan pengusutan atas kasus tersebut.
Kepolisian mengatakan, kasus perusakan ini adalah yang kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir. Ke-60 makan tersebut dihancurkan, dicoret-coret, dan dirusak. Juru bicara kepolisian mengatakan, belum menemukan tersangka manapun. Sehingga belum diketahui motif yang melatarbelakangi kasus itu.
Kasus pengrusakan itu langsung mendapat respon dari Perdana Menteri Denmark Løkke Rasmussen. Dalam laman fesbuk resminya, ia menyatakan rasa kemarahannya atas tindakan itu.”Itu membuatku marah! Kita tidak tahu motifnya tapi mereka bodoh, fanatis agama tertentu. Apapun alasannya, saya mengutuk aksi itu,” ujarnya seperti dilansir dari IBT News.
Selain itu, Wali Kota Kopenhagen, Anker Boye menyatakan turut berduka cita atas kasus pengrusakan itu. ia meminta adanya demonstrasi untuk menunjukan kutukan pada aksi pengrusakan itu.”Kita akan mengadakan aksi membawa lilin dan bunga sebagai bentuk dukungan,” katanya.
Aksi pengrusakan diperkirakan terjadi akibat tumbuhnya pergerakan anti Islam. Apalagi setelah aksi ekstrimis terhadap majalah Charlie Hebdo di Paris, muncul gerakan patriotik Eropa melawan Islam di negara barat. Pertama kali gerakan itu muncul di Jerman, namun kini telah menyebar di Eropa termasuk di Denmark.