Kamis 03 Sep 2015 14:37 WIB

Realisasi Pengembangan Sektor Listrik Naik

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani berbicara saat menggelar keterangan pers realisasi investasi Triwulan II Tahun 2015 di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (27/7).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani berbicara saat menggelar keterangan pers realisasi investasi Triwulan II Tahun 2015 di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, realisasi investasi sektor listrik mengalami tren yang meningkat. Sepanjang kuartal I 2015 terdapat 226 proyek listrik yang sedang melakukan konstruksi dengan nilai investasi sebesar Rp. 18,4 triliun.

"Sekitar 10 persen nilai investasi tersebut direalisasikan di 14 proyek energi baru dan terbarukan, yakni pembangkit listrik tenaga air, mikrohidro, panas bumi, dan biomassa," ujar Franky di Jakarta, Kamis (3/9).

Franky menjelaskan, banyaknya proyek investasi sektor listrik yang sedang dalam konstruksi ini dapat mendukung pencapaian target pemerintah dalam membangun 35 ribu MW hingga 2019 mendatang.

Apalagi, jumlah realisasi proyek listrik tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan dengan sub sektor lain seperti proyek investasi gas, air, transportasi, telekomunikasi, dan pergudangan.

Secara keseluruhan, total nilai realisasi investasi infrastruktur sebesar Rp. 72,2 triliun. Nilai ini sudah mencapai 63 persen dari realisasi pada 2014 lalu.

Selain itu, selama kuartal I 2015, BKPM telah menerbitkan Izin Prinsip investasi senilai Rp. 314 triliun, atau meningkat lebih dari lima kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Franky mengatakan, pembangunan infrastruktur dapat memperkuat pondasi ekonomi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Kami optimistis daya saing investasi Indonesia ke depan akan meningkat, karena infrastruktur dan logistik merupakan satu dari lima tantangan utama dalam berbisnis di Indonesia," kata Franky.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement