REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Relawan Rumah Zakat (RZ) bersinergi dengan Manggala Agni Departemen Kehutanan dan Pramuka Universitas Riau, turun ke lokasi untuk melakukan pemadaman api yang membakar hutan di Rimbo Panjang. Aksi ini dilakukan dalam upaya membantu menanggulangi kebakaran hutan yang menimpa wilayah Pekanbaru.
Sebanyak 83 titik panas atau hotspot terdeteksi di Provinsi Riau oleh satelit Modis (Terra dan Aqua) BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Stasiun Pekanbaru. Jumlah hotspot tersebut tersebar di 10 kabupaten dan kota di Riau.
“Hotspot terbanyak berada di Kabupaten Pelalawan dengan 33 hotspot. Kemudian Indragiri Hulu (Inhu) berjumlah 17, Kampar dengan 12 hotspot, Indragiri Hilir (Inhil) 6 hotspot. Kemudian di Rokan Hulu (Rohul) ada 5 hotspot. Selebihnya masing-masing 2 di Pekanbaru, Dumai, Siak dan Kuantan Singingi (Kuansing). Lalu Bengkalis 1 hotspot,” kata Sugarin, Kepala BMKG Pekanbaru, Kamis (3/9).
Salah satu titik hotspot di Kampar berada di Rimbo Panjang berbatasan dengan Pekanbaru. Untuk menanggulangi kabut asap, kata relawan RZ Pekanbaru Fajri, tidak ada cara lain selain memadamkan sumbernya. Pasalnya, kata dia, kebakaran tersebut sudah mendekati pemukiman warga, sehingga butuh penanganan segera.
Dampak dari pemadaman api ini dapat menimbulkan bencana asap dan keterbatasan jarak pandang yang hanya berkisar 30 sampai 100 m. Masyarakat berharap ada kerjasama antara aparat pemerintah, organisasi dan warga, karena jika tak segera ditanggulangi, hal tersebut dapat mengganggu arus lalulintas dan dikhwatirkan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas.