REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping menyelenggarakan parade militer besar-besaran, Kamis (3/9). Pemerintah melarang warga yang rumahnya berada di wilayah parade keluar rumah.
"Mereka tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka, mengundang tamu, menggunakan balkon bahkan membuka jendela rumah," ujar Zhang Zhijun, peneliti bisnis yang dilarang keluar rumah.
Dilansir dari CNN, Zhang mengeluhkan tindakan pemerintah yang tidak memberi penjelasan atau negosiasi dengan warga Beijing. Saat parade berlangsung Beijing seperti kota hantu dengan toko-toko dan jalan ditutup.
Analis Pertahanan dan Kedirgantaraan Perusahaan riset IHS Tate Nurkin mengatakan banyak yang mengatakan warga Cina sangat gembira meskipun merasa terganggu. Parade ini dinilai lumrah karena selama pemerintahan Mao Zedong Cina minim festival beberapa dekade terakhir.
Festival terakhir diadakan pada 2009 saat merayakan 60 tahun berdirinya RRC dibawah mantan Presiden Hu Jintao. Festival ini menjadi simbol harga diri Xi Jinping.
Kesuksesan Festival ini menjadi proyeksi kekuatannya baik di dalam negeri dan negara lain.