REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Jayabaya Lely Arianie menilai, pertemuan antara politikus Indonesia Setya Novanto dan Fadli Zon dengan kandidat capres AS Donald Trump merupakan isyarat besar. Pertemuan itu menandakan adannya kepentingan negara adidaya tersebut terhadap Indonesia.
"Pertemuan itu mengisyaratkan adanya penerimaan negara besar seperti Amerika terhadap Indonesia tapi dalam hal.ini pertemuan berlangsung sebagai calon preaiden. Bukan presiden kan," katanya saat dihubungi ROL, Jumat (4/9).
Artinya, kata Lely, dari sisi komunikasi politik pertemuan memberi peluang dalam memperhitungkan Indonesia sebagai negara dengan sistem demokrasi yang berhasil melaksanakan pemilu ke pemilu. Seperti sistem peralihan kepemimpinan yang bisa beraluh dengan tanpa kekerasan.
"Apa yang dibahas mengenai sistem aliansi strategis adalah salah satu tolak ukur yang menempatkan Indonesia menjadi poros pertahanan yang juga diperhitungkan untuk kepentingan Amerika," katanya.