REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Maritim dan Sumberdaya Rizal Ramli menyebut rakyat Indonesa cenderung terjebak di zona nyaman, sehingga banyak terkena masalah. Karena itu, ia ingin mendobrak stigma tersebut lewat perubahan, salah satunya di bidang pariwisata
Rizal bertekad mengubah situasi yang tidak bagus menjadi lebih baik. Menurutnya, sektor pariwsata adalah sektor yang paling cepat menciptakan tenaga kerja.
''Targetnya, sekarang mendekati wisman mencapai 10 juta, ke depan, kita targetkan 20 juta orang,'' kata Rizal dalam Rapimnas Kadin di Jakarta, kemarin.
Rizal merasa malu dengan jumlah wisman ke Indonesia dibanding Malaysia. Padahal, kata dia, pilihan tempat wisatawan di negeri jiran itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Indonesia. Tapi, Malaysia mampu menyedot wisman hingga 30 juta, begitu juga dengan Thailand yang kedatangan turis asing sebanyak 33 juta.
Rizal mengungkapkan, sektor pariwisata mampu menyerap tujuh juta tenaga kerja yang langsung. Sementara yang tidak langsung bisa menyediakan tiga juta tenaga kerja. Bahkan, devisa dari pariwisata yang saat ini mencapai 10 miliar dolar, ditargetkan Rizal dalam lima tahun mencapai 20 miliar dolar.
Ia mencontohkan, Italia, Spnyol, Turki, dan Yunani adalah negara yang pendapatannya paling besar dari sektor pariwsata.
''Tapi tentu harus ada stabilitas nasional,'' ujar Rizal.
Pemerintah, kata Rizal juga sudah menerapkan bebas visa bagi 47 negara. ''Dengan begitu kami target pertumbuhan turis sebesar 15 -20 persen,'' katanya.
Selain itu, Rizal ingin membangun lima sampai tujuh kawasan wisata terpadu. Salah satunya adalah Danau Toba, yang akan disulap bagaikan kota Monaconya Asia.
Untuk mewujudkannya, Rizal janji akan bangun infrastruktur, listrik, fasilitasair minum, sistem internet dan bandara.
''Kita akan bentuk Toba Tourism Otorities. Sehingga bisa mengambil keputusan dengan tidak terlalu banyak birokrasi,'' harapnya.