REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Asisten Sekretaris Jendral PBB untuk Hak Asasi Manusia Ivan Simonovic mengatakan, pihaknya telah memperingatkan negara-negara Eropa tentang krisis imigran. Menurutnya, krisis yang kian merebak itu tidak akan mereda dalam waktu dekat.
Simonovic menerangkan, sejak terjadinya kematian balita-balita Suriah di lepas pantai Turki akibat perahu pengungsi yang terbalik, telah menyadarkan masyarakat akan datangnya krisis kemanusiaan.
"Migrasi kini berubah rute. Sebelumnya adalah Mediterania. Sekarang itu akan ke Timur, melalui Balkan, Turki, Yunani, Macedonia, Serbia, Hungaria," tutur Simonovic, seperti dilaporkan Reuters, Jumat (4/9).
Ia menegaskan bahwa fenomena ini adalah sebuah peringatan. Krisis imigran dia anggap tidak akan selesai jika negara-negara Eropa menutup mata, telinga, dan pintu mereka.
Karena Ia menilai, para imigran, mayoritas adalah pengungsi. Dalam hukum internasional, pengungsi harus dilindungi oleh negara-negara yang menjadi tujuannya. Termasuk memberikan prospek penghidupan ekonomi yang lebih baik.
Lebih dari 300 ribu imigran telah menyeberang ke Eropa melalui jalur laut. Lebih dari 2.600 jiwa telah tewas dalam eksodus tersebut.
Namun, hal itu tidak menyurutkan minat imigran lainnya untuk tetap datang ke Eropa, daripada harus kembali ke negaranya masing-masing, yang terus dilecut perang.