Sabtu 05 Sep 2015 18:36 WIB

DPR Pastikan Kabareskrim Baru Tuntaskan Kasus Pelindo II

Rep: Agus Raharjo/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Komjen Anang Iskandar ditunjuk sebagai kepala Bareskrim Polri.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Komjen Anang Iskandar ditunjuk sebagai kepala Bareskrim Polri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo menegaskan DPR RI akan memastikan Kepala Bagian Reserse dan Kriminal Mabes Polri yang baru, Anang Iskandar menyelesaikan kasus yang ditinggalkan Budi Waseso. Menurutnya, pekan depan komisi III DPR RI akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) yang mengajak komisi 5 dan 6 untuk memastikan kasus penyimpangan di dua pelabuhan selesai.

“Pansus ini akan memastikan Pak Anang menyelesaikan kasus tersebut,” kata Bambang Soesatyo di Jakarta, Sabtu (5/9).

Bendahara Umum Partai Golkar hasil Munas Bali ini menambahkan, komisi III tidak memersoalkan pergantian Kabareskrim Komjen Budi Waseso dengan Komjen Anang Iskandar. Sebab, itu sudah menjadi urusan internal Polri.

Justru yang menjadi sorotan bagi komisi III adalah kasus-kasus yang ditangani oleh Budi Waseso. Sebab, menurut Bambang, Anang Iskandar lebih senior dari Budi Waseso, jadi dinilai lebih banyak memiliki jam terbang.

“Kami yakin Pak Anang membawa Bareskrim jadi ujung tombak kepolisian, sebab, lemah tidaknya polisi dari Bareskrim,” tegas dia.

Masih banyak kasus yang menjadi Pekerjaaan rumah baru bagi Anang Iskandar. Seperti kasus yang menjerat mantan pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjajanto, kasus yang menjerat mantan Wakil Menkumham, Denny Indrayana, kasus korupsi dana UPS serta kasus di Pelindo. Ini yang harus dituntaskan Anang setelah menjabat sebagai Kabareskrim menggantikan Budi Waseso.

Kasus-kasus tersebut sedang ditangani oleh Budi Waseso sebelum ditukar guling jabatan dengan Anang Iskandar sebagai Kepala BNN. Apa yang dilakukan Budi Waseso selama karirnya di Bareskrim, imbuh Bambang, merupakan saran dari komisi III.

Sebab, selama ini kepolisian seperti kalah pamor dengan KPK yang menjadi pusat perhatian dalam penegakan kasus korupsi. Hasilnya, sejak dijabat Budi Waseso, kepolisian seperti meniru gaya KPK yang memerhatikan publisitas. Dengan pola kerja seperti itu, Budi Waseso justru dianggap membuat gaduh oleh istana.

“Sebenarnya, yang buat gaduh istana, KPK dan Kejagung buat gaduh terus,” tegas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement