Ahad 06 Sep 2015 05:55 WIB
Polemik DPR Temui Trump

'Donald Trump Kenalkan Ketua DPR dengan Cara, Maaf, Melecehkan'

Ketua DPR Setya Novanto bertemu kandidat capres Partai Republik AS Donald Trump.
Foto: AP
Ketua DPR Setya Novanto bertemu kandidat capres Partai Republik AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Masjid Besar New York, Imam Shamsi Ali menjawab tudingan yang dilayangkan Fadli Zon. Sebelumnya, wakil ketua DPR itu mengancam akan melayangkan somasi kepada Imam Shamsi atas pernyataan yang ia sampaikan kepada sejumlah media atas kehadiran Ketua DPR, Setya Novanto dan Fadli Zon dalam kampanye calon presiden Donald Trump.

Shamsi Ali bersikukuh bahwa apa yang diperbuat wakil rakyat di kampanye Donal Trump itu jelas merendahkan martabat bangsa Indonesia. Shamsi menyebut, di penghujung acara kampanye, sebenarnya Setya Novanto dan rombongan hampir terlupakan. 

"Nampaknya ada yang ingatin tentang tamunya. Maka itu DT (Donal Trump, red) kembali lagi dan memperkenalkan ketua, dengan cara yang, maaf, sangat melecehkan," ujar Shamsi Ali, Ahad (6/9).

Minimal, lanjut Shamsi, ada dua kalimat yang perlu digaris bawahi: 1) dikatakan oleh DT 'we would do great thing for US dan pak ketua (Setya Novanto, red) hanya manggut-manggut. 2) Do they love me in Indonesia? Pak ketua (Setya Novanto, red) menjawab; yes highly. 

"Kedua jawaban yang diberikan oleh pak Ketua tidak pantas," tegas Shamsi Ali.

Shamsi mengaku tidak bermaksud merendahkan anggota dewan. Namun menurutnya, dengan kehadiran DPR di acara DT itu, dengan sendirinya merendahkan diri sendiri dan martabat bangsa. 

"Siapa DT yang memperlakukan seorang ketua DPR/wakil, (coba sekali lagi videonya) demikian? Setelah selesai acara ditinggalkan saja demikian seperti orang kebingungan," ujar Shamsi Ali.

Akhirnya Shamsi Ali menjawab ancaman somasi yang dilayangkan Fadli Zon atas dirinya. Menurutnya, ia siap menerima. "Mau somasi hak anda sebagai pejabat negara. Artinya dengan reaksi anda yang seperti ini juga memberikan saya pemahaman lebih jauh tentang siapa dan apa anggota dewan terhormat," pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement