Ahad 06 Sep 2015 07:25 WIB

'Perkuat Kebersamaan Hadapi Krisis Ekonomi'

Riski Sadig
Foto: dokpri
Riski Sadig

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Rupiah semakin anjlok terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Tren yang terjadi sejak awal tahun 2015 ini sangat mengkhawatirkan masyarakat, karena saat ini kursnya sudah melampaui kisaran Rp 14 ribu per 1 dolar AS. Hal ini memprihatinkan sekaligus langka sejak tahun 1999 era pemerintahan RI saat itu yakni BJ Habibie.

Anggota MPR RI Dapil Jawa Timur VI, Riski Sadig, mengajak masyarakat dan semua pihak untuk mengutamakan kebersamaan dalam situasi dan kondisi yang sulit seperti ini, mulai dari para elite politik yang saat ini terkesan terbelah dalam dua kelompok besar politik dalam Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

"Mari bersatu dan Partai Amanat Nasional sedang memprakarsai kebersamaan dalam menghadapi problema ekonomi yang sedang kita hadapi agar Bangsa ini tidak terpuruk ke dalam krisis ekonomi," ujar politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu dalam kegiatan sosialisasi MPR tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika di Kecamatan Wonodadi, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (5/9).

Riski Sadig pun berharap masyarakat dapat lebih mengendalikan diri jika ada hal-hal yang kurang berkenan dalam kehidupan di lingkungannya. "Utamakan penegakan hukum dan musyawarah mufakat sebagaimana yang menjadi amanat founding father dalam Pancasila dan UUD 1945," katanya menambahkan

"APBN dan APBN-P Indonesia pun harus tetap memperhatikan sistem yang digariskan dalam pasal 33 UUD 1945, juga pasal-pasal lain dalam UUD 1945 yang mewajibkan negara ini menyelenggarakan ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Indonesia," ujar anggota DPR Komisi IX tersebut.

Indonesia pun pada tahun 2008 dan 2012 sebenarnya sempat berada dalam ancaman krisis ekonomi global, termasuk dihadapi Amerika Serikat sebagai negara adidaya tunggal di dunia sejak berakhirnya era perang dingin. Amerika harus melakukan reformasi ekonomi dan penyelamatan besar–besaran aset ekonominya termasuk dunia perbankan. Krisis ekonomi tahun 2008 dan 2012 pun dihadapi negara-negara Eropa Barat yang kuat fundamental ekonominya.

"Alhamdulillah patut disyukuri pemerintahan RI saat Tahun 2008 dan 2012 itu berhasil mengantisipasi dampak maupun tantangan ekonomi global itu yang sempat menghajar sektor ekonomi riil Indonesia. Selain dikarenakan sistem kebijakan ekonomi Indonesia yang cukup baik saat itu juga disebabkan sektor ekonomi riil yang digerakkan oleh para usaha mikro dan kecil. Telah terbukti sejak krisis moneter Indonesia tahun 1998 dapat memperkuat sistem ekonomi Indonesia padahal sektor perbankan dan pelaku bisnis besar goyah menghadapai krisis," kata Riski mengakhiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement