REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE -- Komunitas Muslim Malawi berinisiatif melawan pemberitaan media mainstream tentang Islam di negara tersebut. Media seringkali memberitakan hal yang buruk tentang Islam. Sehingga sentimen anti-Muslim di negara tersebut meningkat.
"Tingkat pertumbuhan prasangka telah menciptakan ruang untuk diskriminasi. Muslim didiskriminasi. Kami kurang terwakili dalam begitu banyak lembaga,"ujar Direktur Eksekutif Forum Muslim untuk Demokrasi dan Pembangunan (MUSFORD) Sheikh Jafalie Kwawings seperti dilansir onislam, Ahad(5/9).
Ia menjelaskan, komunitas Muslim Malawi akan menciptakan akses informasi yang benar dan mudah tentang Islam. Nantinya Muslim Malawi akan bekerjasama dengan media setempat. Ia mengatakan, sebagai orang yang bertugas menyampaikan informasi kepada publik, para wartawan harus memiliki pengetahuan agar tidak terjadi kesalahan informasi dalam menyampaikan berita.
Ia melanjutkan, Muslim Malawi merupakan kelompok terakhir yang dimintai pertimbangan untuk permasalahan negara. Ini merupakan indikasi yang jelas jumlah kebencian orang terhadap Muslim di Malawi begitu tinggi. Media seringkali menggambarkan Islam dengan segala macam hal-hal buruk. Dan beberapa orang percaya semua hal buruk yang ditulis tentang Islam oleh media setempat.
Dengan menciptakan media akses informasi tentang Islam dan Muslim maka akan membantu mengubah pola pikir dan sikap masyarakat. Dengen demikian, menciptakan citra yang baik tentang Islam dan Muslim di negara tersebut.
Komunitas Muslim Malawi akan meminta dukungan keuangan dari simpatisan di seluruh dunia untuk menciptakan media Islam Malawi. "Untuk proyek berhasil, perlu adanya sumber daya keuangan yang memadai. Karena itu kami ingin mengajak umat Islam secara global untuk mendukung inisiatif ini, "tambahnya. Marniati