REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Festival gerobak sapi yang telah dilaksanakan tiga tahun terakhir ternyata dapat menumbuhkan ekonomi rakyat. Salah satunya, munculnya pabrik gerobak yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Demikian ditandaskan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X ketika membuka Festival Gerobak Sapi 2015 di Stadion Sultan Agung, Kabupaten Bantul, DIY, Ahad (6/9/2015). Festival ini diikuti sebanyak 227 gerobak sapi yang berasal dari DIY dan sekitarnya.

"Ketika pertama kali diadakan Festival Gerobak Sapi hanya ada 53 gerobak yang ikut. Itu pun panitia harus //gresek-gresek.// Kini pesertanya tiga kali lipat," kata Sultan HB X.

Festival ini, lanjut Sultan, telah memunculkan bengkel yang memproduksi gerobak sapi. "Yang saya tahu, di Sleman ada dua," katanya.

Selain gerobak, sapi juga menjadi kebutuhan bagi para pecinta gerobak sapi. Sehingga banyak warga yang berlomba-lomba untuk memelihara sapi yang digunakan untuk menarik gerobak. "Sapi yang digunakan untuk gerobak dan pernah memenangkan lomba di festival, harganya tidak masuk akal. Kalau mau beli kemudian dijual dagingnya, tidak bakal untung," katanya.

Selanjutnya, kata Sultan, gerobak yang sudah ada harus digunakan untuk mendukung pariwisata. Misalnya, untuk menuju tempat wisata tertentu menggunakan gerobak dari areal parkir kendaraan bermotor.

Festival Gerobak Sapi 2015 ini ada enam lomba yaitu lomba gerobak sapi hias, lomba kostum gerobak sapi, lomba foto profesional, lomba desain grafis, cart race gerobak sapi, dan lomba foto selfi dengan gerobak sapi. Diharapkan lomba ini akan semakin menggairahkan festifal gerobak sapi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika