REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM, Prof Budi Mulyono membantah isu pemberian insentif Rp 50 ribu bagi pendonor sperma. Lagi pula menurutnya, tidak ada penelitian terkait sperma yang sedang dikerjakan oleh bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM.
"Saat ini tidak ada penelitian tentang sperma di bagian kami," ujar Budi, Ahad (6/9).
Ia pun menegaskan, FK UGM tidak pernah mengeluarkan pengumuman tentang penelitian sperma. Bahkan pihak kampus tidak mengetahui siapa oknum yang mengedarkan pengumuman tersebut.
Budi mengatakan, pengumuman itu tidak bertanggung jawab dan berlawanan dengan nilai-nilai akademik UGM. Pihak kampus UGM sendiri sangat menyesalkan perbuatan oknum yang tidak senonoh dengan menyebar pengumuman tak pantas itu.
"Kami sangat menyesalkan pengumuman yang sangat tidak etis, tidak senonoh, tidak sopan, dan tidak mencerminkan nilai-nilai akademik serta membawa nama bagian PK," tandas Budi.
Sementara itu sejumlah warga Yogyakarta mulai digegerkan oleh pengumuman tersebut sejak Sabtu (5/9). Ada beberapa yang mengira pengumuman tersebut benar, seperti Hera (24). "Saya kira benar. Kaget juga sih. Masa iya UGM buat pengumuman seaneh itu," katanya.
Ia sendiri menyayangkan perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut. Karena pengumuman yang disebarluaskan cukup meresahkan masyarakat. Adapun isi pengumuman yang tersebar, kurang lebih berisikan perintah untuk para pendonor sperma menghubungi asisten dosen PK (patologi klinis FK UGM) atau Ajib (08122962999).
Sampel sperma dikeluarkan maksimal satu jam sebelum jam praktikum, container harap diambil dulu di lab PK lantai 5. Setiap pendonor akan diberi insentif fresh money sebesar Rp 50 ribu setelah mengumpulkan sampel. Insentif dapat diambil di TU PK lantai 5.