REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah merombak empat kali jajaran pejabat Pemprov DKI Jakarta dalam kurun waktu satu tahun. Selain itu, ia juga tidak segan-segan mencopot pejabat sekelas wali kota dan kepala dinas yang dinilainya tidak tegas dan kurang maksimal bekerja.
Ahok mengaku, pencopotan itu merupakan hal wajar. "Sambil nyari formulanya kan. Tapi yang udah diganti akan semakin bagus kok," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta kepada awak media, Senin (6/9).
Menurut Ahok, upaya perombakan tersebut menghasilkan Jakarta yang lebih bersih, pelayanan PTSP lebih baik, puskesmas lebih baik, dan layanan lainnya meningkat. Sehingga tidak ada lagi kejadian orang datang mengadu berobat karena sakit, dan tidak dilayani.
Dia menjelaskan, kalau dulu banyak warga Jakarta yang meninggal di rumah karena tidak berani berobat. Namun sekarang tidak ada uang pun mereka akan datang berobat. Selain itu, ia menjamin tak ada lagi pungutan di kantor camat dan kelurahan.
Hanya saja, ia mengakui, tinggal masalah pedagang kaki lima (PKL) yang perlu dibereskan. Pasalnya, jumlah PKL masih banyak yang perlu diatur. "Nah kita harus nyiapin tempat," katanya.
Kendati akan menyiapkan tempat, kata dia, PKL juga harus dididik. Seperti, tidak membuat kotor tempatnya membuka lapak dan membuang sampah tidak pada tempatnya. "Saya kira ini udah kelihatan kok. Penggantian ini sangat baik," katanya.