Senin 07 Sep 2015 21:25 WIB

Pengusaha NTB Minta Pembangunan Hotel Direm

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kamar hotel/ilustrasi
Foto: javastartravel.com
Kamar hotel/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan tingkat hunian hotel mengalami penurunan, meskipun angka kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara pada beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan. Sebabnya, jumlah kamar hotel di NTB terlampau banyak.

“Jumlah hotel terlalu banyak. Perkembangan jumlah tamu dan kamar hotel tidak berimbang sehingga okupansi menurun dari Hotel Melati sampai Bintang. Biasanya, bulan September sebesar 60-70 persen namun sekarang baru mencapai 30 persen,” ujar Ketua PHRI NTB, I Gusti Lanang kepada wartawan di Kota Mataram, Senin (7/9).

Menurutnya, jumlah kunjungan wisatawan naik sekitar 10-20 persen, sementara jumlah kamar hotel yang bertambah dari 30-40 persen. Kondisi tersebut menyebabkan ketidakseimbangan sehingga menyebabkan okupansi rendah.

Sementara, pelemahan rupiah tidak terlalu berpengaruh signifikan untuk kunjungan wisatawan mancanegara sebab mereka biasanya sudah mempersiapkan satu tahun sebelumnya.

Ia menuturkan, pengusaha hotel yang tergabung dalam PHRI mengeluhkan kondisi jumlah kamar yang terus bertambah. Hal itu menyebabkan okupansi hotel menjadi rendah dan sepi. Apalagi, di Kota Mataram sudah dibangun sekitar 700 kamar. Kondisi tersebut akan semakin memberatkan pengusaha hotel.

Lanang berharap pemerintah daerah bisa menahan laju pembangunan hotel agar tidak sampai kebablasan dengan cara memproteksi perizinan pembangunan hotel. Sehingga, pengusaha yang ada tidak semakin terpuruk. “Kita minta direm, jangan kebablasan. Kita juga ingin memproteksi supaya agar pengusaha tidak terpuruk. Maka harus dikendalikan,” ungkapnya.

Dirinya menjelaskan pihaknya pun berharap agar instansi terkait bisa terus mempromosikan destinasi wisata, kerajinan dan kuliner di NTB. Sehingga, jumlah wisatawan mancanegara dan lokal banyak berkunjung serta lama tinggal bisa bertambah. “Lama tinggal diharapkan bertambah dari biasanya di kota, 1 sampai 2 hari dan resort 3 sampai 4 hari. Daya wisata harus ditingkatkan,” katanya.

Ia menambahkan, saat ini banyak wisatawan asal Malaysia banyak yang berkunjung ke NTB untuk kegiatan bisnis dan tur wisata. “Setiap hari ada saja, wisman Malaysia, minat mereka bisnis dan tur,” tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement