REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Agus Budiono mengungkapkan pada musim kemarau sebanyak 20 persen kawasan hutan rawan mengalami kebakaran. Apalagi jika kawasan dipenuhi ilalang dan savana. TNGR misalnya yang tercatat setiap tahun mengalami kebakaran.
“Dari luas TNGR sebesar 41 ribu, terdapat 20 persen yang rawan mengalami kebakaran di daerah-daerah padang savana yang tumbuh alang-alang,” ujarnya, Senin (7/9).
Ia mengatakan selain musim kemarau, penyebab lain terjadinya kebakaran di kawasan TNGR adalah adanya pembalakan liar. Ia pun menegaskan sering memberikan penyuluhan agar kebakaran di sekitaran TNGR tak selalu terjadi.
Sementara itu, TNGR masih menjadi primadona andalan Mataram di sektor pariwisata. Tercatat hingga bulan Juli jumlah wisatawan mancanegara yang mengakses kawasan TNGR mencapai 12,264 orang dan 22,898 orang untuk wisatawan lokal. Sementara, pada bulan sebelumnya wisatawan asing yang berkunjung mencapai 8679 orang.
“Biasanya pada high season, angka kunjungan naik. Bahkan sejak dibuka April mengalami peningkatan hingga Agustus. Sementara, pada September ini bisa mengalami penurunan,” ungkapnya.
Terkait dengan biaya masuk bagi wisatawan asing yang mencapai Rp 150 ribu/hari. Pihaknya tengah melakukan revisi agar bisa diubah. Dalam pelaksanaannya, dirinya mengatakan pihaknya tidak akan membebankan biaya sebesar Rp 150 ribu/perhari kepada wisatawan. Sementara, untuk wisatawan lokal sebesar Rp 5.000