Selasa 08 Sep 2015 07:10 WIB

Revisi Rizal Terhadap Proyek Listrik 35 Ribu Mega Watt Dinilai Realistis

Rep: C03/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Energi Marwan Batubara menilai revisi proyek pembangunan listrik 35.000 Mega Watt menjadi 16.167 MW sangat realistis. Sebagaimana di ungkapkan Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli yang menyebut jika program 3500 MW dipaksakan dan ditambah dengan pembangunan pembangkit listrik yang sedang berlangsung yakni 7000 MW maka akan ada ketersediaan kapasitas pembangkit listrik hingga 2019 sebesar 95.586 MW.

Padahal kebutuhan beban puncak hanya 74.525 MW.  "Enam belas ribu mega watt itu memang lebih realistis dari pada 35 ribu. Ini waktunya pendek. Tapi soal kebutuhan mungkin bisa sesuai bisa juga tidak." kata Marwan saat dihubungi Republika, Senin (7/9) sore.

Sementara itu menyikapi rencana pemerintah yang juga akan melakukan desentralisasi listrik skala kecil di daerah, kata Marwan akan sulit tercapai. Menurutnya dengan kapasitas sumber daya manusia yang minim, daerah belum mampu untuk mengelola. Marwan juga mengatakjan meski terobosan untuk mengutamakan energi terbarukan seperrti gheotermal dan panas bumi untuk pembangkit listrik kedepannya, namun kata dia pemerintah harus bisa bekerja sama dengan baik. Terlebih terlait aturan-aturan di kementrian masing-masing.

"Koordinasi ESDM, Lingkungan Hidup Kehutanan, silahlkan koordinasikan masalah perizinan, mana yang boleh dan tidaknya," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement