REPUBLIKA.CO.ID, MESUJI -- Ratusan pedagang di Pasar Simpang Pematang Kabupaten Mesuji, Lampung diduga menggunakan meteran listrik 'bodong' yang setiap hari digunakan untuk berbagai keperluan dan tidak terdaftar di kantor PLN Tulangbawang.
Berkaitan informasi itu, Kepala Cabang PT PLN Rayon Mesuji, Ben, di Mesuji, Selasa, mengaku pihaknya belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di lapangan. Namun pihaknya akan menurunkan tim untuk mengecek ke lokasi, untuk memastikan penggunaan meteran listrik atau KWh meter 'bodong' itu.
"Kami akan turunkan tim ke lokasi untuk mengecek kebenaran informasi itu," ujarnya pula.
Dia memastikan, bila informasi itu benar, pemasangan KWh meter 'bodong' tersebut tanpa sepengetahuan pihak PLN Rayon Mesuji. "Tapi, sampai saat ini terhadap para pedagang di Pasar Simpang Pematang itu memang belum kami lakukan sidak," katanya lagi.
Pihaknya akan melakukan pemeriksaan ke beberapa desa yang ditengarai memakai KWH meter "bodong" atau kontrak ganda. Pada pemeriksaan pemasangan KWh di kawasan Register 45 Sungai Buaya Mesuji, menurutnya, dalam bulan ini saja sedikitnya puluhan KWh Prabayar berhasil diamankan, karena didapati menggunakan KWh yang tidak terdaftar di kantor PLN alias ilegal.
Dia menegaskan bahwa KWh bodong itu biasanya didapat dari oknum-oknum, atau bisa juga dari kalangan masyarakat biasa yang sudah ahli memasang KWh, sehingga sangat merugikan PT PLN. Kondisi tersebut, ujarnya, sering mengakibatkan aliran listrik padam.
"Jangankan yang tidak terdaftar, yang terdaftar saja hampir 20 persen masih menunggak pembayarannya. Kelemahannya adalah hal itu tidak bisa dikategorikan kriminal, susah untuk dijerat secara hukum karena tidak ada bukti yang kuat. Jalan satu-satunya diputus dan disita meterannya. Kecuali oknum tersebut tertangkap tangan, baru bisa dipidanakan," kata Ben lagi.
Dari berbagai informasi yang didapat di lapangan menyebutkan selain 'bodong', KWh tersebut juga diduga bernomor kontrak ganda bahkan di antara KWh-nya tidak memiliki nomor kontrak. Maraknya KWh Prabayar 'bodong' digunakan warga di Pasar Simpang Pematang diakui NY (45), warga Desa Simpang Pematang.