REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pengurus Forum Rumah Tahfidz Sumatera Selatan memfasilitasi gerakan mengaji di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu menuju bebas buta huruf Alquran pada 2016.
Untuk memfasilitasi gerakan "Sumsel Mengaji", dioptimalkan laboratorium Al Quran dan Graha Rumah Tahfidz sebagai pusat pelatihan dan penelitian nilai-nilai ajaran Islam, kata Ketua Forum Rumah Tahfidz Sumatera Selatan Masagus Fauzan Yayan di Palembang, Selasa Petang.
Melalui pemanfaatan secara optimal laboratorium dan graha Rumah Tahfidz itu dihasilkan metode membaca Al Quran yang cepat, cermat, dan akurat. Cepat dalam arti mudah serta dalam waktu yang singkat seseorang yang belajar dari nol atau belum tahu huruf hijaiyyah sudah dapat membaca Alquran.
Cermat dan akurat artinya masyarakat diarahkan untuk membaca kitab suci umat Islam itu secara baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid serta dituntun dan dituntut untuk melafalkan huruf-huruf Al Quran secara tepat.
Dengan memfasilitasi gerakan "Sumsel Mengaji" itu, selain dapat mewujudkan bebas buta Al Quran di provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam itu, diharapkan pula bisa mendukung pertumbuhan Rumah Tahfidz binaan Ustadz Haji Yusuf Mansur, katanya.
Dia menjelaskan, Rumah Tahfidz atau pesantren mikro yang merupakan jenjang lanjutan Taman Pendidikan Al Quran (TPA) itu, secara bertahap akan terus dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya. Dengan kerja keras seluruh pengurus Forum Rumah Tahfidz dan adanya dukungan secara maksimal dari masyarakat, secara bertahap pesantren mikro ini dapat berkembang cukup pesat di provinsi ini.
Jumlah Rumah Tahfidz di provinsi ini secara bertahap terus bertambah dan mengalami perkembangan cukup pesat sesuai dengan yang diharapkan. Sejak dikembangkan di provinsi ini pada tiga tahun lalu, hingga kini jumlah Rumah Tahfidz di Sumsel sudah mencapai 100 unit lebih, ujar Ustadz Yayan.