REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi perbankan Indonesia saat ini masih sehat, walau kurs rupiah sudah tembus Rp 14.200 per dolar AS. Plt Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan menyatakan, kesehatan perbankan mulai terganggu bila dolar menyentuh Rp 15 ribu per dolar AS.
Fauzi mengatakan, sebagai lembaga yang akan menangani bank gagal, LPS melakukan uji ketahanan (stress test) mengenai ketahanan bank dalam menghadapi kondisi nilai tukar dan tekanan ekonomi.
"Kalau kita bicara kasarnya, bank yang masih hidup itu kan di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jadi selama OJK belum melimpahkan bank gagal ke kita, kita masih anggap keadaan aman," jelasnya kepada wartawan, seusai acara aktivasi Simpanan Pelajar, di Jakarta, Selasa, (8/9).
Ia menambahkan, berdasarkan Banking Stability Index, LPS pun menunjukkan kondisi masih relatif aman. Menurutnya, sejauh ini belum ada sinyal dari OJK untuk melimpahkan bank gagal kepada LPS, kecuali Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
"Kalau BPR karena kecil, tiap triwulan hampir pasti ada BPR gagal yang asetnya di bawah Rp 20 miliar," ungkap Fauzi. Sebagai lembaga penjaminan, ia sendiri tak bisa menilai bank mana yang akan gagal bila OJK tak melimpahkannya.