REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spin off unit usaha syariah (UUS) oleh masing-masing Bank Pembangunan Daerah (BPD) dinilai tidak efisien. Karena itu, penggabungan UUS BPD jadi opsi yang patut dipertimbangkan.
Direktur Bisnis BPD Kalimantan Selatan Supian Noor mengamu sudah menyampaikan rencana spin off merupakan opsi terakhir. Roadmap spin off pun realistis.
BPD Kalsel ingin mendorong UUS BPD untuk bergabung. Kalau tidak bisa seluruh UUS BPD, opsi pengabungan regional bisa dilakukan.
Modal BPD Kalsel saat ini sebesar Rp 1,1 triliun. Itu pun setelah bank beroperasi 50 tahun. Sementara modal UUS BPD Kalsel sudah mencapai Rp 200 miliar.
"Syarat modal minimal spin off Rp 500 miliar dinilai terlalu jauh untuk dipenuhi dalam waktu tersisa delapan tahun. Tidak mudah," kata Supian, Selasa (8/9). Karena itu, BPD Kalsel masih cenderung pada ide penggabungan UUS. Namun, ide ini masih terus dipikirkan.
BPD Kalsel masih menunggu arah yang lebih jelas dari OJK. Sebab jika tetap diteruskan melakukan spin off masing-masing, akan kurang efisien.
Ia melihat BPD nampaknya masih bersemangat melakukan spin off. BPD serti Bank Jatim dan Bank DKI nampak siap untuk spin off. Sementara BPD Aceh bersiap konversi menjadi bank syariah.