Rabu 09 Sep 2015 02:58 WIB

Saham Jepang Anjlok, Aksi Jual Asing Mendominasi

Rep: Risa Herdita/ Red: Agung Sasongko
Saham
Saham

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Saham Jepang jatuh ke level terendah selama tujuh bulan pada hari Selasa (8/9). Itu setelah data perdagangan di Cina melemah dan memicu kekhawatiran tentang perlambatan lebih lanjut dalam ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Melansir Business Spectator, Selasa (8/9), kekhawatiran tentang ekonomi atas ketidakpastian Cina dan prospek kebijakan the Fed terus mendominasi pasar. Hal ini nampak jelas pada jatuhnya bursa saham Jepang menyusul data perdagangan Cina yang lebih lemah dari perkiraan. Kinerja saham Jepang pun terkait dengan permintaan dari Cina juga menurunnya angka wisatawan mancanegara ke negara itu.

Indeks rata-rata Nikkei turun 433,39 poin atau 2,4 persen ke 17.427,08. Ini merupakan level terendah sejak 3 Februari. Ini pun menghapus semua keuntungan yang dibuat pada tahun 2015.

Beberapa pelaku pasar mengatakan, saat ini investor cenderung memilih untuk membeli saham yang berorientasi pertumbuhan. Berdasarkan data Data Departemen Keuangan Selasa ini, penjualan saham Jepang oleh asing pada bulan Agustus lalu tercatat merupakan yang terbesar sejak Agustus 2011, yaitu 1,4triliun Yen atau 11,73miliar dolar AS.

Sementara kebijakan Bank Sentral Amerika, the Fed, juga masih belum jelas. Itu paling tidak sampai diadakannya rapat Komite Pasar Terbuka the Fed pada 16-17 September.

Sejauh ini spekulasi berkembang, the Fed belum akan menaikkan suku bunga bulan ini karena inflasi yang masih dinilai rendah. Soal ini, beberapa pelaku pasar pun tidak yakin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement