Rabu 09 Sep 2015 07:29 WIB

Komunisme Bukan Lagi Potensi, tapi Telah Jadi Ancaman Nyata

Dandim 0812/Lamongan Letkol Inf Jemz Andre R.E.
Foto: Ist
Dandim 0812/Lamongan Letkol Inf Jemz Andre R.E.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Masalah Komunisme bukan lagi menjadi potensi saat ini, tetapi telah berubah menjadi ancaman nyata. Hal itu terbukti bahwa akhir–akjhir ini banyak muncul kegiatan masyarakat yang seolah sengaja menggunakan atau menggambarkan lambang bergambar palu arit di tempat umum.

Padahal banyak tokoh sejarah baik lokal maupun nasional masih hidup, yang bisa ditanya tentang peristiwa Madiun 1948 pimpinan Muso dan peristiwa G 30 S/PKI 1965 pimpinan DN Aidit. Dandim 0812/Lamongan Letkol Inf Jemz Andre R.E menyatakan, dapat ditanya kepada tokoh masyarakat bagaimana kebiadaban partai berlambang palu arit tersebut, jika seandainya para generasi muda kurang meyakini buku tentang kebiadaban Komunis di bumi Indonesia hingga diterbitkannya TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966.

Dalam arahannya tentang maraknya indikasi bangkitnya komunisme di Indonesia, Letkol Jemz menyampaikan, hendaknya seluruh personel harus waspada dan bersikap mau tahu serta peka terhadap maraknya paham Komunisme akhir-akhir ini. Menurut dia, banyak cara yang dilakukan untuk menghidupkan kembali paham komunis atau PKI di Indonesia.

"Contoh kecil saja di sticker kaus yang tertulis Helowin, tetapi didalam huruf O menggunakan lambang Palu Arit, kita tidak mengetahui apa maksud dan tujuan mengunakan lambang itu, tetapi yang jelas bahwa lambang tersebut adalah lambang Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berdasarkan TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 dilarang, dan hal tersebut adalah masalah serius bukan hanya bagi kita, tetapi bagi segenap bangsa Indonesia," katanya dalam siaran pers.

Untuk itu, pesan dia, para Danramil dan para Babinsa harus lebih banyak bersosialisasi dalam berkomonikasi sosial dengan masyarakat tentang hal tersebut, agar para generasi muda, tidak menjadi korban program 'cuci otak'.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement