REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH – Kesaksian terus dilancarkan terhadap kasus Khmer Merah di Kamboja yang sedang menjalani proses pengadilan. Baru-baru ini kelompok Muslim Kamboja memberanikan diri bersaksi di pengadilan.
Pengadilan kasus genosida mendakwa Nuon Chea dan Khieu Samphan dari pihak Khmer. Mereka ditengarai memimpin Khmer ketika terjadi pembantaian Muslim dan warga Vietnam. Saat pembantaian itu, jutaan orang mengungsi dari wilayah perkotaan ke pinggir kota.
Salah satu saksi asal Provinsi Cham Sos Min memulai kesaksiannya yang menyatakan berbagai kesalahan dan keburukan Khmer. Menurut dia, Khmer malah merusak kehidupan Cham yang sudah tenang.
”Mereka memaksa kami (umat Muslim) memakan babi dan melarang kami untuk berpuasa,” ujarnya seperti dilansir dari Anadolu News Agency. Pria berusia 61 tahun itu menceritakan pembagian makan sangat diatur dan tentunya bertahan hidup menjadi sulit. Bahkan, ia mengatakan warga Cham tidak diizinkan menggunakan bahasa daerahnya.
Selain itu, menurut dia, jika tidak menuruti segala perintah, akan didakwa sebagai musuh Angkar. Angkar merupakan sebutan untuk pemimpin tertinggi dalam struktur kepemimnan Khmer. Orang yang didakwa sebagai musuh ini akan ditangkap biasanya pada malam hari. ”Kalau mereka akan memenjarakan seseorang maka mereka pasti melakukannya,” ujarnya.