REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ulama terkemuka India mengeluarkan fatwa mengutuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka yang mengeluarkan fatwa termasuk para ulama dan imam serta organisasi terkenal di dunia, seperti Nizamuddin Aulia Dargah, Ajmer Dargah, Majelis Ulama India, Shahi Imam Delhi dan Jamiat-ul Ulama Maharashtra.
Para pemimpin Muslim mengatakan, kritik kolektif besar kepada ISIS sangat penting,untuk menentang pergerakan kelompok teroris itu merekrut pria dan wanita muda. Pemimpin Muslim khawatir dengan video rekrutmen pemberontak melalui on line dan media sosial dalam bahasa India seperti Hindi, Urdu dan bahasa India Selatan.
India merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar kedua di dunia, dengan lebih dari 170 juta umat Islam.
India bukan satu-satunya negara yang khawatir dengan ISIS. Ratusan Muslim dari Eropa dan Australia juga telah dilaporkan bergabung dengan organisasi itu, untuk berperang di Irak dan Suriah.
Sumber pemerintah mengungkapkan fatwa ditandatangani oleh lebih dari 1.050 imam dan mufti di India. Fatwa menyebut aksi ISIS sebagai tindakan tidak Islami dan tidak manusiawi. Ini adalah fatwa terbesar yang pernah dikeluarkan oleh negara manapun.
"Kami telah mengangkat suara melawan pembunuh ini. Klaim ISIS tentang pemerintahan Islam benar-benar tidak masuk akal," kata AR Anjaria, pemimpin komunitas Muslim di Mumbai.
Untuk membantu pemuda Muslim fokus pada hal-hal yang lebih baik, Dr Anjaria menyarankan para ulama diundang ke sekokah-sekolah untuk berbagi pandangan tentang terorisme, ideologi kekerasan dan pemikiran Islam.