REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Aktris Hollywood Angelina Jolie mengecam keras tindakan kekerasan seksual yang diduga dilakukan militan ISIS ketika penyerangan. Dia menegaskan tindakan tersebut harus segera ditindaklanjuti.
Menurut utusan khusus dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan aktif kampanye terhadap penggunaan kekerasan seksual dalam konflik menyatakan, ribuan perempuan dan anak perempuan telah diculik, diperkosa, dan dijual ke perbudakan seksual oleh ISIS. Hal itu setelah kelompok militan tersebut menyatakan kekhalifahan di Suriah dan Irak pada musim panas lalu.
Angelina Jolie mengunjungi kamp pengungsi Suriah dan Irak di kota Turki Selatan Midyat di Provinsi Mardin pada bulan Juni. "Ini adalah kelompok teroris paling agresif di dunia masa kini. Dengan menggunakan perkosaan sebagai titik poin teror mereka dan cara mereka menghancurkan masyarakat dan keluarga," katanya kepada Komite Parlemen Inggris pada hari Selasa (8/9), menurut Brisbane Times.
Pemenang Oscar itu bergabung dengan mantan Menteri luar negeri Inggris William Hague pada tahun 2012 untuk memulai inisiatif untuk mencegah kekerasan seksual dalam konflik. Mereka juga berbicara tentang gadis-gadis di zona perang yang telah diperkosa. Dia menceritakan bertemu seorang gadis berusia 16 tahun yang diperkosa berkali-kali dan dijual seharga 40 dolar.
Sebagai bagian dari kampanye melawan kejahatan seks dalam perang, Jolie dan Hague pada tahun 2013 meluncurkan deklarasi untuk memberikan keadilan serta keselamatan bagi para korban. Deklarasi perjanjian tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 150 negara.