Rabu 09 Sep 2015 23:05 WIB

Penyaluran Air Bersih di Bandar Lampung Dibatasi

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Yudha Manggala P Putra
Air bersih (ilustrasi)
Foto: antara
Air bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Musim kemarau yang panjang, kian menyulitkan warga mencari air bersih. Pelanggan PDAM Way Rilau Bandar Lampung, mulai resah, karena penyaluran air bersih mulai dibatasi, karena debit air terus menyusut.  

Menurut Hendi, warga Segala Mider Bandar Lampung, air bersih PDAM yang mengalir ke rumah mulai berkurang setiap harinya. "Biasanya mengalir seharian, sekarang hanya setengah hari," katanya.

Warga di Tanjungkarang Barat juga merasakan berkurangnya pasokan air bersih di rumahnya. Sebagian warga terpaksa menyiapkan tempat penampungan air, khawatir air PDAM tidak mengalir total, karena kemarau.

"Kami terpaksa beli gentong untuk menampung air. Soalnya, air mengalir hanya beberapa jam, setelah itu mati total," kata Jayadi, warga Susunan Baru.

Selama kemarau, kondisi debit air PDAM Way Rilau mengalami penurunan. Hingga Rabu (9/9), debit air menyusut hingga delapan persen.

Kabag Hukum dan Humas PDAM Way Rilau, Rozi Amri, membenarkan adanya penyusutan debit air sebesar delapan persen dari total 580 liter per detik.

Pihaknya, mengantisipasi berkurangnya pasokan air ke pelanggan dengan melakukan sistim jam alir, yakni sistem buka tutup valve. Tujuannya, kata dia, untuk pemerataan distribusi air ke pelanggan.

Skenario pembatasan pengaliran air bersih ke pelanggan, yakni bagi pelanggan yang biasanya mengalir pagi hingga sore, dibatasi hanya separuhnya. Sedangkan yang mengalir 24 jam menjadi 12 jam. Begitu juga, dengan pelanggan lainnya ada yang mengalir dua-tiga hari sekali.

PDAM Way Rilau juga mendistribusikan  air bersih secara gratis kepada warga yang mengalami krisis air bersih pada musim kemarau ini. Warga yang ingin mendapatkan pasokan air bersih, dapat melaporkan ke PDAM Way Rilau.

n Mursalin Yasland

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement