REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Nabi diutus kepada umat manusia tidak hanya mengajarkan ibadah kepada Allah. Ada tugas lain yang juga tidak kalah pentingnya, yakni melakukan pendidikan jiwa.
“Salah satu tugas Nabi diutus adalah untuk mendidik jiwa umatnya. Karena inti manusia adalah jiwanya,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Ulil Albab Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Dr Ahmad Alim saat mengisi pengajian guru dan staf administrasi Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Kampus Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/9).
Oleh sebab itu, kata doktor termuda lulusan UIKA tahun 2011 itu, jiwalah yang menggerakkan perilaku hidup seorang manusia. “Bila jiwa seseorang sehat atau baik maka perilaku-perilaku yang ditampilkan pun akan berguna baik untuk dirinya maupun untuk orang lain,” tutur Ahmad Alim yang menulis buku berjudul “Tafsir Pendidikan”.
Sebaliknya, Alim menambahkan, bila jiwa seseorang sakit atau buruk, maka perilaku-perilaku yang ditampilkan pun akan buruk atau merugikan. “Baik untuk dirinya maupun untuk orang lain seperti timbulnya sifat malas, dengki, dendam dan sebagainya,” ujar Alim pada pengajian yang dimoderatori Manajer Islamic Studies Sekolah Bosowa Bina Insani Dr M Sudrajat MPdI.
Alim mengemukakan, jiwa yang sehat akan mengangkat derajat seorang hamba Allah di hadapan-Nya. Hal itu sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Mujaadilah [58] ayat 11: “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”
Sedangkan jiwa yang buruk, kata Alim, akan menjatuhkan martabat seorang hamba Allah ke tempat serendah-rendanya tempat. Hal itu ditegaskan Allah SWT dalam surat At Tiin [95] ayat 5: “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).”